Langsung ke konten utama

Persoalan Tarif Repid Test (test cepat) Masih Membingungkan Warga

Seharusnya bukan untuk mempersulit warga repid test (test cepat), Terlepas dari polemik Komersilisasi
Sulawesi utara, Selasa (16/6/2020) 
Mengambil darah seorang warga yang menjadi peserta test cepat (repid test)

SUMBER : KOMPAS/ KRISTIAN EKO PRASETYADI
PENULIS : ANDRYAN PRASETIA

JAKARTA, 8/07/2020. 
Warga masih kebingungan soal tarif repid test atau test cepat yang beragam dan masih cenderung mahal. Padahal, hasil test tersebut adalah salah satu syarat untuk berpergian kemana pun atau memasuki wilayah tertentu.

Gilang (25)
tidak jadi kembali ke Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, karena repid test yang mahal harganya. Tarif repid test di Sorong, Papua Barat sembilan  kali lebih mahal dari tiket  kapal penyebrangan. Tarif tiket penyembarangan kapal Rp. 100.000. Sementara tarif repid test Rp. 905.000. 

"Harusnya saya kembali ke Wisai, Raja Ampat, Papua Barat. Akan tetapi, saya tertunda karena repid test yang tidak masuk akal." Ujar Gilang. (Rabu, 8/7/2020), ia masih memikir - mikirkan untuk segera melakukan repid test supaya bisa segera kembali bekerja. Sebab uang nya semakin menipis untuk kebutuhan sehari hari di Sorong.

Zara audrey (19)
Ia sendiri belum mengikuti repid test sebagai salah satu syarat ikut Ujian Tertulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri. Tarif repid test di surabaya, Jawa Timur, terlampau mahal untuknya. Apalagi dengan kondisi keuangan keluarga yang sedang tidak bersahabat dikarenakan orang tuanya adalah salah satu orang terdampak imbas dari virus Covid - 19 ini, pemutusan hak kerja.

Konsekuensinya biaya pendaftaran ujian Rp. 150.000 hangus karena tidak mengikuti ujian.
"Repid test sendiri yang hasilnya hanya bisa dipakai selama dua minggu, tetapi harganya semahal itu sangat tidak sebanding. Padahal belum tentu lolos ujian. Mungkin saya mundur dan daftar lagi tahun depan." Kata Zara.

Tarif repid test atau test cepat di Surabaya itu berkisar Rp. 325.000 - Rp. 550.000. itupun belum termasuk biaya dokter. Adapun hasil test tersebut dapat diketahui 1 jam hingga 2 hari.

Menurut Kepala Departemen Epidemiologi Univeristas Indonesia Tri Yunis Miko, test cepat berguna untuk menyaring orang dalam kondisi sehat dan tidak sehat karena masih terbatasnya alay test reaksi rantai polimerase (PCR). "Tidak apa - apa orang dalam kondisi sehat dikelompokan dan yang tidak benar - benar sehat juga dikelompokkan. Namun tarif repid test yang beragam dan cenderung sangat mahal sangat keterlaluan." Ujar Tri.

Sumber : Kompas.id

Baca juga : Terus Meningkat Korban Positif Covid - 19 Semakin Memprihatinkan 

Komentar

  1. Terus buat berita terupdate ya bang

    BalasHapus
  2. Baik, terimakasih dukungannya 🙏

    BalasHapus
  3. Memang, bukannya meringankan beban masyarakat malah bikin masyarakat terbebankan.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang

Rabu, 17 juni 2020, 13:25. Saya melakukan wawancara dengan Pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang. Beliau adalah selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP Widuri), namun wawancara kita ini melalui sebuah aplikasi Komunikasi WhatsApp dikarnakan suasana yang sekarang ini tidak mendukung yah. Sumber : Profil WhatsApp Penulis : Andryan Prasetia Prof.  Dr. Robert .M.Z Lawang Beliau adalah Guru Besar UI (Universitas Indonesia)   Mengembangkan dan  Mengamalkan Ilmu untuk Pengembangan Masyarakat Desa  Kepakarannya di bidang Sosiologi Modern dibuktikannya dengan berbagai  kegiatan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan bidang tersebut, seperti  sebagai konsultan irigasi untuk Irrigation Service Fee (The World Bank) pada 1989- 1994, sebagai peneliti tentang konflik tanah di Manggarai (dengan Pemda Manggarai)  pada 1995, konsultan demografi (ADB Grant) pada 1997, serta sebagai konsultan untuk  Urban Air Quality (Grant ADB) pada 2006.  Prof. Lawang

Sejarah Tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1929

Setiap tahun pada tanggal 28 oktober, Indonesia memperingati hari sumpah pemuda. Tercetusnya sebuah sumpah yang diikrarkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Hari ini tepat 92 tahun lalu, berlangsungnya Kongres Pemuda II yang menjadi pemicu lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda lahir dalam sebuah pertemuan yang disebut sebagai Kongres  Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 dan sebelumnya terjadi Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926. Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemudian. Pada 1928, Moh Yamin menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku. Itu menunjukkan perubahan kesadaran para pemuda. Hasil dari kongres tersebut menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda, Yakni : Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjo

Andai Aku Jadi Wartawan

Pasti kalian bertanya, kok judul nya “Andai Aku Jadi Wartawan”? ya memang judul nya dibuat kaya gitu dikarenakan sebuah cita – cita saya ingin menjadi wartawan jurnalish. Oh iya, kenalkan nama saya Andryan Prasetia. Saya seorang mahasiswa jurnalistik. Saya berkuliah di sebuah kampus di Jakarta STISIP Widuri. Mungkin ada beberapa orang yang bilang, kenapa jadi wartawan kerjaannya berat, iya memang semua profesi   tidak ada yang enak juga sih, semua profesi pasti memiliki kosekuensinya masing – masing. Tapi kalo saya piker – pikir jadi wartawan jurnalish itu seru loh, semisalkan kalian disuru ngeliput daerah papua bonus untuk kalian ya kalian keluar kota gratis hehe. Wartawan jurnalish, saya punya sedikit pengalaman yang kalo dibilang itu antara kesal tapi seru,. Kesal nya   kalo kita nyari narsumber itu susah susah gampang dan belum lagi kalo kita sudah dapat narasumber ketika kita Tanya jawaban nya itu ngeselin. Tapi seru nya kita jalan – jalan nyari sumber berita yang ada. And