JAKARTA, 8/07/2020.
Warga masih kebingungan soal tarif repid test atau test cepat yang beragam dan masih cenderung mahal. Padahal, hasil test tersebut adalah salah satu syarat untuk berpergian kemana pun atau memasuki wilayah tertentu.
Gilang (25)
tidak jadi kembali ke Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, karena repid test yang mahal harganya. Tarif repid test di Sorong, Papua Barat sembilan kali lebih mahal dari tiket kapal penyebrangan. Tarif tiket penyembarangan kapal Rp. 100.000. Sementara tarif repid test Rp. 905.000.
tidak jadi kembali ke Waisai, Raja Ampat, Papua Barat, karena repid test yang mahal harganya. Tarif repid test di Sorong, Papua Barat sembilan kali lebih mahal dari tiket kapal penyebrangan. Tarif tiket penyembarangan kapal Rp. 100.000. Sementara tarif repid test Rp. 905.000.
"Harusnya saya kembali ke Wisai, Raja Ampat, Papua Barat. Akan tetapi, saya tertunda karena repid test yang tidak masuk akal." Ujar Gilang. (Rabu, 8/7/2020), ia masih memikir - mikirkan untuk segera melakukan repid test supaya bisa segera kembali bekerja. Sebab uang nya semakin menipis untuk kebutuhan sehari hari di Sorong.
Zara audrey (19)
Ia sendiri belum mengikuti repid test sebagai salah satu syarat ikut Ujian Tertulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri. Tarif repid test di surabaya, Jawa Timur, terlampau mahal untuknya. Apalagi dengan kondisi keuangan keluarga yang sedang tidak bersahabat dikarenakan orang tuanya adalah salah satu orang terdampak imbas dari virus Covid - 19 ini, pemutusan hak kerja.
Konsekuensinya biaya pendaftaran ujian Rp. 150.000 hangus karena tidak mengikuti ujian.
"Repid test sendiri yang hasilnya hanya bisa dipakai selama dua minggu, tetapi harganya semahal itu sangat tidak sebanding. Padahal belum tentu lolos ujian. Mungkin saya mundur dan daftar lagi tahun depan." Kata Zara.
Tarif repid test atau test cepat di Surabaya itu berkisar Rp. 325.000 - Rp. 550.000. itupun belum termasuk biaya dokter. Adapun hasil test tersebut dapat diketahui 1 jam hingga 2 hari.
Menurut Kepala Departemen Epidemiologi Univeristas Indonesia Tri Yunis Miko, test cepat berguna untuk menyaring orang dalam kondisi sehat dan tidak sehat karena masih terbatasnya alay test reaksi rantai polimerase (PCR). "Tidak apa - apa orang dalam kondisi sehat dikelompokan dan yang tidak benar - benar sehat juga dikelompokkan. Namun tarif repid test yang beragam dan cenderung sangat mahal sangat keterlaluan." Ujar Tri.
Sumber : Kompas.id
Baca juga : Terus Meningkat Korban Positif Covid - 19 Semakin Memprihatinkan
Ia sendiri belum mengikuti repid test sebagai salah satu syarat ikut Ujian Tertulis Berbasis Komputer untuk Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negri. Tarif repid test di surabaya, Jawa Timur, terlampau mahal untuknya. Apalagi dengan kondisi keuangan keluarga yang sedang tidak bersahabat dikarenakan orang tuanya adalah salah satu orang terdampak imbas dari virus Covid - 19 ini, pemutusan hak kerja.
Konsekuensinya biaya pendaftaran ujian Rp. 150.000 hangus karena tidak mengikuti ujian.
"Repid test sendiri yang hasilnya hanya bisa dipakai selama dua minggu, tetapi harganya semahal itu sangat tidak sebanding. Padahal belum tentu lolos ujian. Mungkin saya mundur dan daftar lagi tahun depan." Kata Zara.
Tarif repid test atau test cepat di Surabaya itu berkisar Rp. 325.000 - Rp. 550.000. itupun belum termasuk biaya dokter. Adapun hasil test tersebut dapat diketahui 1 jam hingga 2 hari.
Menurut Kepala Departemen Epidemiologi Univeristas Indonesia Tri Yunis Miko, test cepat berguna untuk menyaring orang dalam kondisi sehat dan tidak sehat karena masih terbatasnya alay test reaksi rantai polimerase (PCR). "Tidak apa - apa orang dalam kondisi sehat dikelompokan dan yang tidak benar - benar sehat juga dikelompokkan. Namun tarif repid test yang beragam dan cenderung sangat mahal sangat keterlaluan." Ujar Tri.
Sumber : Kompas.id
Baca juga : Terus Meningkat Korban Positif Covid - 19 Semakin Memprihatinkan
Terus buat berita terupdate ya bang
BalasHapusBaik, terimakasih dukungannya 🙏
BalasHapusMemang, bukannya meringankan beban masyarakat malah bikin masyarakat terbebankan.
BalasHapus