Langsung ke konten utama

Wawancara Pak Retor A W Kaligis kewenangan dosen mengajar disaat pandemi

Jumat, 12 juni 2020. 13.00
Disini saya berkesempatan mewawancarai satu dosen Kampus STISIP Widuri tentang covid dan sistem pembelajaran yang beliau berikan.
Pak Retor AW Kaligis namanya, saya berkesempatan mewawancarai beliau melalui salah satu aplikasi daring. Ya maklum sekarang tuh lagi pandemik Covid - 19 .


Sumber : berdikarionline.com

Penulis : Andryan prasetia

Retor AW Kaligis
Doktor Sosiologi Universitas Indonesia (UI)

Untuk diketahui Retor adalah Dosen Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial (STISIP Widuri). Beliau juga anggota penuh (Full Individual Member) APASWE (Asia and Pacific Association for Social Work Education).
Beliau juga banyak menulis artikel dan buku, Pada tahun 2014, ia menerbitkan buku yang berjudul Marhaen dan wong cilik : membedah wacana dan praktik nasionalisme bagi rakyat kecil dari PNI sampai PDI-Perjuangan (Marjin Kiri, 2014).

Baca dengan baik ya teman teman. Berikut wawancara saya dengan beliau.

Perkenalkan pak nama saya Andryan Prasetia Mahasiswa Komunikasi pagi smt 4
Seperti yang teman saya pertanyakan tadi, mungkin ada beberapa mahasiswa yang menyebutkan metode daring/jarak jauh ini kurang efektif dikarenakan keterbatasannya kouta internet atau segala macam itu, menurut bapak apakah sudah efektif pembelajaran sistem daring ini?

Buat saat ini memang sangat efektif menggunakan metode tersebut, dikarenakan juga kita sedang dilanda covid virus ini. Mungkin emg ada kekurangannya didalam belajar daring ini, dikarnakan itu kita virtual hanya mengandalkan 2 indra mendengar dan melihat. Kalo menurut kamu gimana ? Mungkin ada yang mau ditambahin?

Kalo saya mungkin cuma mau menyampaikan, ada beberapa dosen, beberapa dan ga semua pak, yang mengajar hanya sekedar kasih materi dan tidak menjelaskan apapun. Mungkin disitu yang disebut sebagian mahasiswa juga kurang efektif. Karena memang ada sebagian yang seperti itu. Sebagian bukan semua yah pak hehehe.

Iya saya juga tidak tau ada beberapa yang seperti itu, dan metode pembelajaran saya tidak seperti itu. Beberapa dan tentunya ga semua dosen dong ya.

Iya pak ga semua. Lalu saya mau bertanya pertanyaan selanjutnya pak,
Bagaimana dengan tugas tugas kuliah secara teknis dimata kuliah bapak? Yang seharusnya dikerjakan dilapangan, apakah dialihkan dengan tugas lain?

Yang pasti saya mengganti tugas kelompok dengan tugas individu, dan ga mungkin juga dengan keadaan seperti ini saya memberi tugas kelompok, saya memberikan tugas ke setiap mahasiswa dan mengerjakan perindividu.

Mungkin segitu aja pak hehe, sekali lagi maaf mengganggu waktunya dan terimakasih sudah bersedia diwawancara.

Iya sama sama.

Beliau orang nya santai kan hehe.
Sekian wawancara dari saya, kurang lebih nya mohon maaf.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang

Rabu, 17 juni 2020, 13:25. Saya melakukan wawancara dengan Pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang. Beliau adalah selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP Widuri), namun wawancara kita ini melalui sebuah aplikasi Komunikasi WhatsApp dikarnakan suasana yang sekarang ini tidak mendukung yah. Sumber : Profil WhatsApp Penulis : Andryan Prasetia Prof.  Dr. Robert .M.Z Lawang Beliau adalah Guru Besar UI (Universitas Indonesia)   Mengembangkan dan  Mengamalkan Ilmu untuk Pengembangan Masyarakat Desa  Kepakarannya di bidang Sosiologi Modern dibuktikannya dengan berbagai  kegiatan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan bidang tersebut, seperti  sebagai konsultan irigasi untuk Irrigation Service Fee (The World Bank) pada 1989- 1994, sebagai peneliti tentang konflik tanah di Manggarai (dengan Pemda Manggarai)  pada 1995, konsultan demografi (ADB Grant) pada 1997, serta sebagai konsultan untuk  Urban Air Quality (Grant ADB) pada 2006.  Prof. Lawang

Sejarah Tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1929

Setiap tahun pada tanggal 28 oktober, Indonesia memperingati hari sumpah pemuda. Tercetusnya sebuah sumpah yang diikrarkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Hari ini tepat 92 tahun lalu, berlangsungnya Kongres Pemuda II yang menjadi pemicu lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda lahir dalam sebuah pertemuan yang disebut sebagai Kongres  Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 dan sebelumnya terjadi Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926. Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemudian. Pada 1928, Moh Yamin menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku. Itu menunjukkan perubahan kesadaran para pemuda. Hasil dari kongres tersebut menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda, Yakni : Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjo

Andai Aku Jadi Wartawan

Pasti kalian bertanya, kok judul nya “Andai Aku Jadi Wartawan”? ya memang judul nya dibuat kaya gitu dikarenakan sebuah cita – cita saya ingin menjadi wartawan jurnalish. Oh iya, kenalkan nama saya Andryan Prasetia. Saya seorang mahasiswa jurnalistik. Saya berkuliah di sebuah kampus di Jakarta STISIP Widuri. Mungkin ada beberapa orang yang bilang, kenapa jadi wartawan kerjaannya berat, iya memang semua profesi   tidak ada yang enak juga sih, semua profesi pasti memiliki kosekuensinya masing – masing. Tapi kalo saya piker – pikir jadi wartawan jurnalish itu seru loh, semisalkan kalian disuru ngeliput daerah papua bonus untuk kalian ya kalian keluar kota gratis hehe. Wartawan jurnalish, saya punya sedikit pengalaman yang kalo dibilang itu antara kesal tapi seru,. Kesal nya   kalo kita nyari narsumber itu susah susah gampang dan belum lagi kalo kita sudah dapat narasumber ketika kita Tanya jawaban nya itu ngeselin. Tapi seru nya kita jalan – jalan nyari sumber berita yang ada. And