Langsung ke konten utama

Pasar Rawa Belong

Siapa yang tidak tahu dengan pasar yang satu ini, seperti pasar pada umum nya yang selalu ramai dengan pembeli. Namun yang membedakan pasar ini dengan pasar yang lain adalah pasar ini menjual bunga - bunga.
Selain itu dekat Pasar Rawa Belong ini banyak sekali tukang makanan dan yang tidak kalah menarik nya, setiap malam pasar ini selalu di datangi oleh mobil - mobil yang membawa bunga untuk dijual. Tempat ini pun identik dengan kebudayaan betawi, didekat Pasar Rawa Belong terdapat Sanggar Kesenian Betawi.
Ketika saya sedang mendatangi pasar tersebut ada satu hal yang menarik perhatian saya, ada tiga anak kecil yang sedang beristirahat di trotoar dan ada ondel - ondel nya. Lalu saya ingin mewawancarai anak tersebut, berikut wawancara saya dengan anak tersebut
Saya : kalo boleh tau kamu bawa ondel - ondel ini, setiap hari atau hari - hari tertentu aja?
Narsum : setiap hari.
Saya : kalo boleh tau, penghasilan perhari dari narik ondel - ondel ini berapa ?
Narsum : diatas 50ribu.
Saya : itu biasanya kamu mulai narik ondel - ondel dari jem berapa ke jem berapa?
Narsum : dari jam 2 siang sampai jam 10 malam
Saya : biasanya penghasilan paling banyak itu di hari - hari apa aja sih?
Narsum : malam minggu, hari minggu dan malam senin.
Saya : kalo saya boleh minta saran, ini ade kedepan nya mau seperti apa?
Narsum : saya sih ingin mencari uang untuk biaya sekolah dan bantu orang tua.
Saya : lalu buat kesenian ondel - ondel nya ?
Narsum : cuma pengen lebih maju lagi dan agar kesenian yang identik dengan jakarta tidak hilang.


Foto bersama ondel - ondel
jakarta, 02 Desember 2019


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang

Rabu, 17 juni 2020, 13:25. Saya melakukan wawancara dengan Pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang. Beliau adalah selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP Widuri), namun wawancara kita ini melalui sebuah aplikasi Komunikasi WhatsApp dikarnakan suasana yang sekarang ini tidak mendukung yah. Sumber : Profil WhatsApp Penulis : Andryan Prasetia Prof.  Dr. Robert .M.Z Lawang Beliau adalah Guru Besar UI (Universitas Indonesia)   Mengembangkan dan  Mengamalkan Ilmu untuk Pengembangan Masyarakat Desa  Kepakarannya di bidang Sosiologi Modern dibuktikannya dengan berbagai  kegiatan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan bidang tersebut, seperti  sebagai konsultan irigasi untuk Irrigation Service Fee (The World Bank) pada 1989- 1994, sebagai peneliti tentang konflik tanah di Manggarai (dengan Pemda Manggarai)  pada 1995, konsultan demografi (ADB Grant) pada 1997, serta sebagai konsultan untuk  Urban Air Quality (Grant ADB) pada 2006.  Prof. Lawang

Sejarah Tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1929

Setiap tahun pada tanggal 28 oktober, Indonesia memperingati hari sumpah pemuda. Tercetusnya sebuah sumpah yang diikrarkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Hari ini tepat 92 tahun lalu, berlangsungnya Kongres Pemuda II yang menjadi pemicu lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda lahir dalam sebuah pertemuan yang disebut sebagai Kongres  Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 dan sebelumnya terjadi Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926. Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemudian. Pada 1928, Moh Yamin menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku. Itu menunjukkan perubahan kesadaran para pemuda. Hasil dari kongres tersebut menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda, Yakni : Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjo

Opini Mahasiswa Tentang Daring

  Selama masa pandemic ini, kita melakukan perkuliahan/meeting pekerjaan dengan daring. Daring dinilai sebagai solusi tepat, sebagian besar universitas dan sekolah menerapkan sistem belajar online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Meskipun banyak beberapa keluhan. Daring menurut kamus KKBI Kemendikbud, dari ng adalah akronim ‘dalam jaringan’, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Guru, dosen, siswa, dan mahasiswa kini melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring, termasuk pada saat pemberian tugas. Berikut wawancara dengan beberapa mahasiswa : Pertanyaan : 1. Apakah sistem daring/belajar online ini mempengaruhi perkuliahan anda? 2. Apakah kampus anda memberikan keringanan? Dan dari biaya yang anda keluarkan   menurut anda worth it atau tidak selama masa pandemic ini? Glen surya David Mahasiwa Universitas Esa Unggul Berpengaruh, soalnya yang biasanya kita kuliah tatap muka di kampus, dapat pengajaranlangsung dari dosen sekarang kita jadi kaya ada se