Langsung ke konten utama

Review film Frozen 2



Setelah sekian lama menunggu selama 6 tahun akhirnya Walt Disney mengeluarkan film Frozen 2 yang disutradarai oleh Jennifer Lee dan Chris Buck pada tanggal (20/11/2019).
Frozen 2 ini bercerita tentang petualangan yang tak kalah seru dengan film Frozen seri sebelum nya, Frozen 2 mengambil latar belakang 3 tahun setelah film pertamanya. Disini dimana Elsa dikisahkan telah menjadi Ratu di Arandelle.
Perkembangan masing - masing pada karakter Frozen 2 cukup jelas, seiring pertumbuhannya mereka.
Frozen 2 ini dikemas dengan skuel yang memenuhi ekspetasi dan dapat menghibur.
mungkin berikut wawancara dengan beberapa orang yang sudah menonton Frozen 2 
"Kenapa anda lebih memilih film Frozen 2 ini? kan banyak film - film yang lain?"
"Sebenarnya sih aku tidak mengikuti seriesnya, cuma kayanya lagi booming banget terus penasaran juga" Kata narasumber
"Setelah anda menonton fiilm ini, menurut anda film ini cocok untuk kalangan usia atau tidak?"
"Kalo anak kecil sebenar nya cocok, dan kebetulan ini juga film kartun tapi mungkin ada adegan ciuman yang bikin gapantes ditonton anak kecil." Kata narasumber
"Minta kritik dan saran nya dong setelah menonton film frozen 2 ini?"
"Kalau film nya sih aku suka, kebetulan Disney. Alur ceritanya juga suka, cuma mungkin emang dari sananya kali ya banyak nyanyi. terus ada adegan yang ga pantes aja ditonton sama anak dibawah umur, segitu ajasih sarannya." Kata narasumber

Kebetulan kedua narasumber tersebut jawabannya hampir tidak jauh berbeda, dan maka dari itu saya disini mengambil kesimpulan dari jawaban diatas,
Bahwa film Frozen 2 ini sangat cocok untuk di tonton segala usia, tapi harus masih dampingan orang tua nya untuk yang dibawah umur, film ini juga sangat cocok untuk mengisi waktu luang bersama keluarga. karena film ini sangat bersahabat untuk anak - anak dibawah umur.

Berikut adalah dokumentasi saya bersama dengan dua orang narasumber saya, yang telah saya wawancarai.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Wawancara pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang

Rabu, 17 juni 2020, 13:25. Saya melakukan wawancara dengan Pak Prof. Dr. Robert M. Z. Lawang. Beliau adalah selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik (STISIP Widuri), namun wawancara kita ini melalui sebuah aplikasi Komunikasi WhatsApp dikarnakan suasana yang sekarang ini tidak mendukung yah. Sumber : Profil WhatsApp Penulis : Andryan Prasetia Prof.  Dr. Robert .M.Z Lawang Beliau adalah Guru Besar UI (Universitas Indonesia)   Mengembangkan dan  Mengamalkan Ilmu untuk Pengembangan Masyarakat Desa  Kepakarannya di bidang Sosiologi Modern dibuktikannya dengan berbagai  kegiatan pengabdian masyarakat yang berkaitan dengan bidang tersebut, seperti  sebagai konsultan irigasi untuk Irrigation Service Fee (The World Bank) pada 1989- 1994, sebagai peneliti tentang konflik tanah di Manggarai (dengan Pemda Manggarai)  pada 1995, konsultan demografi (ADB Grant) pada 1997, serta sebagai konsultan untuk  Urban Air Quality (Grant ADB) pada 2006.  Prof. Lawang

Sejarah Tercetusnya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1929

Setiap tahun pada tanggal 28 oktober, Indonesia memperingati hari sumpah pemuda. Tercetusnya sebuah sumpah yang diikrarkan para pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Hari ini tepat 92 tahun lalu, berlangsungnya Kongres Pemuda II yang menjadi pemicu lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda lahir dalam sebuah pertemuan yang disebut sebagai Kongres  Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 dan sebelumnya terjadi Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926. Sumpah Pemuda baru lahir dua tahun kemudian. Pada 1928, Moh Yamin menerbitkan sebuah kumpulan sajak yang baru berjudul Indonesia, Tumpah Darahku. Itu menunjukkan perubahan kesadaran para pemuda. Hasil dari kongres tersebut menghasilkan ikrar Sumpah Pemuda, Yakni : Pertama: Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kedoea: Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Ketiga: Kami poetra dan poetri Indonesia mendjo

Opini Mahasiswa Tentang Daring

  Selama masa pandemic ini, kita melakukan perkuliahan/meeting pekerjaan dengan daring. Daring dinilai sebagai solusi tepat, sebagian besar universitas dan sekolah menerapkan sistem belajar online atau virtual tanpa tatap muka langsung. Meskipun banyak beberapa keluhan. Daring menurut kamus KKBI Kemendikbud, dari ng adalah akronim ‘dalam jaringan’, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Guru, dosen, siswa, dan mahasiswa kini melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring, termasuk pada saat pemberian tugas. Berikut wawancara dengan beberapa mahasiswa : Pertanyaan : 1. Apakah sistem daring/belajar online ini mempengaruhi perkuliahan anda? 2. Apakah kampus anda memberikan keringanan? Dan dari biaya yang anda keluarkan   menurut anda worth it atau tidak selama masa pandemic ini? Glen surya David Mahasiwa Universitas Esa Unggul Berpengaruh, soalnya yang biasanya kita kuliah tatap muka di kampus, dapat pengajaranlangsung dari dosen sekarang kita jadi kaya ada se